Parepare, Bugissulsel.com – Kapolres Parepare AKBP Indra Waspada Yuda bersama pejabat utama (PJU) dan perwira pertama mengikuti dialog interaktif Potret Kita yang digelar Polda Sulsel, Senin (25/8).
Kegiatan ini berlangsung di Aula Mappaoddang, Polda Sulsel, dan diikuti seluruh jajaran Polres se-Sulawesi Selatan melalui aplikasi Zoom Meeting.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Rusdi Hartono membuka langsung jalannya dialog ini.
Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa polisi harus selalu mendengar kritik, saran, dan pandangan dari masyarakat maupun akademisi.
“Kami tidak anti kritik. Masukan justru menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki pelayanan Polri ke depan,” tegas Irjen Pol Rusdi.
Dialog ini menghadirkan akademisi dari Universitas Hasanuddin, Dr. Rahmat Muhammad.
Ia merupakan dosen program doktor Sosiologi FISIP Unhas yang banyak meneliti soal masyarakat Sulawesi Selatan.
Dalam pemaparannya, Dr. Rahmat menyampaikan bahwa polisi memiliki peran ganda, yakni sebagai penegak hukum sekaligus penjaga nilai moral.
Menurut dia, kearifan lokal seperti kejujuran, keadilan, musyawarah, hingga tanggung jawab harus menjadi pegangan utama polisi dalam menjalankan tugas.
Ia juga mengingatkan agar polisi konsisten antara perkataan dan tindakan.
“Transparansi dan integritas itu kunci. Kalau tidak, kepercayaan masyarakat akan hilang,” ujarnya.
Dr. Rahmat menilai citra Polri memang sudah lebih baik dibanding beberapa tahun lalu. Namun ia mengingatkan masih ada sejumlah kasus yang mencoreng nama baik institusi.
“Mengembalikan citra polisi bukan semata soal penegakan hukum, tapi juga soal merawat kepercayaan budaya yang hidup di tengah masyarakat,” kata Rahmat.
Irjen Pol Rusdi Hartono pun sependapat. Menurutnya, keberhasilan Polri tidak bisa hanya diukur dari turunnya angka kriminalitas.
Yang lebih penting, kata dia, adalah bagaimana tingkat kepercayaan publik kepada kepolisian.
“Kalau masyarakat percaya, maka apa pun yang kita kerjakan akan mendapat dukungan,” ujar Rusdi.
Dari Parepare, Kapolres AKBP Indra Waspada Yuda menyatakan siap menindaklanjuti hasil dialog tersebut.
Ia mengatakan Parepare sebagai kota transit dan multi-etnis membutuhkan pendekatan yang lebih arif dan inklusif.
“Polisi harus jadi contoh di mata masyarakat. Bahkan hal kecil seperti menggunakan helm saat berkendara, anggota Polri tidak boleh melanggar,” katanya.
Indra juga menekankan pentingnya membangun komunikasi dengan berbagai pihak, baik dengan TNI, instansi pemerintah, maupun tokoh masyarakat.
Tujuannya, menurutnya, menciptakan sinergi yang lebih kuat dalam menjaga ketertiban dan keamanan.
Wakapolres Parepare Kompol Saharuddin menambahkan agar pengawasan internal diperketat.
Menurutnya, setiap anggota Polri harus disiplin dan sigap dalam menghadapi berbagai peristiwa.
“Prinsipnya cepat, tepat, dan akurat dalam bertindak. Itu harus jadi pegangan setiap personel,” ujarnya.
Editor: A.Cakra